Terorisme Di Indonesia
Tugas
ini disusun gna memenuhi tugas mata kuliah ISBD yang diampu oleh ibu:
Y.CH.NANY
S.,M.Si.
Di
susun oleh:
|
PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2011
ABSTRAK
Terorisme adalah serangan serangan terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan
perang, aksi terorisme tidak selalu tunduk pada tatacara peperangan seperti
waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta
seringkali merupakan warga sipil. Tindakan ini dilakukan dengan cara melakukan
pengeboman atau bom bunuh diri oleh suatu kelompok tertentu.
Kelompok terorisme internasional yang sangat terkenal adalah Al-Qaeda
yang berasal dari Afganistan dengan pimpinan Osama bin Laden. Jaringan teroris
ini sangat lah terkenal dan merupakan sasaran amerika serikat. Namun pada kenyataanya
bahwa amerika lah yang membentu jaringan Al-Qaeda ini guna menghancurkan dan
mengalahkan Uni Soviet. Namun sekarang ini kelompok ini berbalikmenyerang
Amerika dan menjadi musuh dari Amerika itu sendiri. Dan amerika menjadikan ini
sebagai alat untuk menfitnah orang orang muslim bahwa agama islam itu adalah
agama para teroris.
Di Indonesia ideologi terorisme juga masuk dengan cara yang tersenbunyi
dan berhasil mengobrak-abrik Indonesia. Semua warga Indonesia di buat takut
oleh tindakan terorisme bahkan pemerintahpun kewalahan dalam menangani aksi
ini. Meskipun sekarang banyak dari tokohtokoh yang paling berpengaruh dalam
tindakan teror ini telah banyak yang ditangkap dan dihukum mati namun jaringan
ini tetap hidup dan berkembang. Orang yang paling berpengaruh dalam aksi teror
di Indonesia adalah Dr. Azahari dan Nurdin M. Top, meskipun kedu orang ini
telah ditangkap dalam keadaan mati tetapi para anggota dari jaringan ini tetap
terus melakukan regenerasi sebagai penerus kedua orang itu yaitu Dr. Azahari
dan Nurdin M. Top.
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................
1
ABSTRAK ............................................................................................
2
DAFTAR ISI ............................................................................................
3
PENDAHULUAN ............................................................................................
4
PEMBAHASAN ............................................................................................
7
PENUTUP ..........................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
16
A.
PENDAHULUAN
Terorisme adalah serangan serangan terkoordinasi yang bertujuan
membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Istilah teroris
oleh para ahli kontra terorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak
tergantung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan
angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serangan-serangan
teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi,
dan oleh karena itu para pelakunya layak mendapatkan pembalasan yang kejam.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh kata teroris dan
terorisme, para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang
pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi
dalam pembenaran dimata teroris, makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah
jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak
terlibat dalam perang. Dan terorisme sendiri sering tampil dengan
mengatasnamakan agama.
Selain oleh pelaku individual,
terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara (state
terorism). Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomsky
yang menyebut Amerika Serikat
ke dalam kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula
dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat
banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain
liputan media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan
terorisme yang mengerikan hingga melanggar konvensi
yang telah disepakati.
Awal dari pergerakan dari terorisme di Indonesia saat ini adalah berasal
dari dataran Asia Tengah dari daerah Afganistan, Irak, dan Iran. Pergerakan itu
bermula dari ideologi gerakan salafisme (wahabi) yang selalu mengalami
perkembangan berdasarkan perubahan kondisi sosio-politik dan perselingkuhanya
dengan derasnya arus globalisasi. Puncaknya, ideologi ini mengubah wajahnya
menjadi salafis jihadis. Menurut Ulil Absar Abdalah, adalah salah jika kita
menganggap jihad ofensif semata-mata sebagai produk modernitas dan merupakan
pelencengan terhadap makna jihad yang diajarkan Nabi. Nabi betul-betul
mengajarkan jihad. Ada dua macam jihad yang diajarkan Nabi, pertama jihad
defensif atau jihad untuk mempertahankan diri dari serangan non-muslim atau
pembelaan diri, kedua adalah jihad ofensif atau jihad memerangi atau menyerang
non muslim, perang Khandak adalah contoh kongkritnya.
Di Indonesia, ideologi tersebut diserap oleh organisasi militan DI/TII
yang kemudian semakin radikal dengan bergabungnya beberapa mantan pejuang
muslim di Afganistan. Sepulangnya ke Indonesia, mereka meneruskan jihadnya di
negerinya sendiri dengan berbekal pengalaman jihad dan ideologi yang mereka
pegang dengan mantap. Kemudian mereka mendapat sokongan dari organisasi
jihadis radikal Internasional seperti Jamaah Islamiyah dan al-Qaeda. Aksi
pertama mereka adalah bom natal tahun 2000 yang kemudian disusul dengan Bom
Bali 1, dan kemudian aksi paling baru adalah bom JW Marriot-Ritz Carlton, 2009.
Kelompok teroris ini dipimpin oleh Dr. Azahari seorang kebangsaan Malaysia dia adalah
seorang yang ahli dalam perakitan bom, selain Dr. Azahari juga ada Noordin M.
Top yang juga ahli dalam perencaan dan perekrutan anggota. Selain mereka berdua
kelompok ini juga di bantu oleh beberapa anggota yang sangat berpengalaman dan
terlatih dalam hal aksi teror antara lain adalah Ibrohim, Amrozi bin H.
Nurhasyim, Ali Ghufron alias Mukhlas, Imam Samudera Yusron, dan lain-lain.
Adapun tokoh dari Jamaah Islamiyah yang juga disebut sebagai dalang di semua
aksi teror selama ini adalah K. Abu Bakar Bashir seorang pemuka agama dan juga
pimpinan suatu pondok pesantren di solo.
Abu
Bakar Bashir disebut-sebut sebagai dalang itu semua dan juga yang melakukan
pencarian dana ke Al-Qaeda. Dia sempat ditahan oleh Polri, namun dibebaskan dan
pada bulan yang sama saat dia dibebaskan tiga bom meledak sekaligus di Bali.
Kejadian peledakan bom di bali itu mengakibatkan 202 orang korban jiwa yang
sebagian besar adalah turis.
Sampai
saat ini aksi teror ini masih terus terjadi, meskipun para pelaku utama dari
gerakan ini sudah tertangkap dan mendapat hukuman mati. Tetapi mereka terus
melakukan perekrutan dengan alasan untuk melakukan jihad, cara yang dilakukan
dengan melakukan cuci otak. Para korbanya akan terus diberikan sugesti dan akan
melakukan apapun yang mereka
perintahkan. Selain itu juga para anggota ini nantinya akan dikirim ke Al-Qaeda
untuk dilatih merakit bom dan berperang.
Banyak
dari orang-orang yang tidak mengerti apa maksud dari tindakan teror ini. Apakah
mereka hanya ingin membuat resah masyarakat Indonesia, ataukah untuk mengambil
alih pemerintahan Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam
seperti yang dilakukan oleh DI/TII dulu. Namun banyak orang juga berpikiran
bahwa ini hanyalah suatu permainan dari Amerika Serikat.
B.
PEMBAHASAN
Awal terbentuknya dari kelompok terorisme yang sangat meresahkan yaitu
Al-Qaeda. Al-Qaeda adalah kelompok bentukan dari Amerika sendiri yang di
tempatkan di Afganistan untuk memerangi Uni Soviet yang dilatih dan dibiayai
oleh Central Intelligence Agency (CIA). Namun saat ini Amerika menganggap bahwa
Al-Qaeda adalah jaringan teroris dunia setelah mereka menghancurkan menara
kembar di WTC (World Trade Center) di New York, dan gedung Pentagon di
Wasington D.C., hal itu digunakan Amerika sebagai alasan untuk membombardirkan
negara Afganistan.
Selain Afganistan Amerika juga menghancurkan Irak dengan alasan bahwa
Irak memiliki dan mengembangkan senjata pemusnah masal dan mendukung gerakan Al-Qaeda
dalam penyerangan pada 11 september 2001 lalu. Lalu presiden Bush melaporkan , "The British government has learned that Saddam Husein recently
sought significant quantities of uranium from Africa" (Pemerintah Inggris
telah berhasil mengetahui bahwa Saddam Hussein baru-baru ini telah mengusahakan
untuk mendapatkan sejumlah besar uranium dari Afrika). Enam belas poin itu
digunakan Bush untuk mendapatkan persetujuan dari kongres Amerika untuk
menjajah Irak. Dan ternyata semua kabar yang disampaika oleh presiden bush ini adalah
kabar palsu atau kabar yang sengaja di palsukan.
Banyak orang yang tidak percaya bahwa kejadian yang menimpa gedung kembar
WTC dan gedung Pentagon adalah tindakan dari Al-Qaeda. Mereka yang tidak
percaya menganggap kejadian di WTC adalah tindakan dari Amerika sendiri untuk
melakukan fitnah terhadap Al-Qaeda dan orang islam.
Dari lembaga resmi militer Amerika Serikat, The Armed Forces Institute of
Pathology (AFIP), berdasarkan hasil pemeriksaan mereka atas daftar manifes
penumpang pesawat, yang konon "dibajak oleh 19 orang teroris Arab",
dan dari hasil otopsi pada tanggal 16 Nopember 2001 terhadap 189 korban para
penumpang pesawat, ternyata baik dari daftar manifes penumpang maupun dari
otopsi jenazah para korban, AFIP menyatakan tidak menemukan satu pun nama orang
Arab, atau jenazah orang Arab. Satu-satunya yang ada kaitannya dengan orang
Arab, mereka adalah kambing-hitam pemerintah Amerika Serikat. Cerita tentang 19
orang "teroris Islam" Al-Qaidah yang oleh intelijen Amerika Serikat
disebut-sebut berhasil menyusup dan menguasai pesawat dan menghunjamkannya ke
gedung-kembar WTC itu, kini seluruhnya ternyata cerita isapan jempol, yang
digunakan untuk menghasut kecurigaan terhadap kaum muslimin sedunia tanpa
kecuali, termasuk terhadap kaum muslimin di Indonesia. Para analis yang
meneliti kasus peristiwa serangan dan hancurnya gedung kembar WTC itu
mencurigai pesawat-pesawat nahas itu kemungkinan dikemudikan dengan alat
'remote control' dan diledakkan secara otomatis dengan alat yang memang telah
terpasang pada setiap pesawat komersial oleh aparat keamanan penerbangan
federal sebagai tindakan berjaga-jaga menghadapi kemungkinan kontinjensi
bilamana sewaktu-waktu pesawat dibajak.
Dan serangan terhadap gedung-kembar WTC di New York dan gedung Pentagon
di Washington DC., melibatkan "orang dalam", yang mencakup personel
angkatan udara Amerika Serikat, Pentagon, CIA, dan Mossad. Bersamaan dengan itu
para ahli demolisi Amerika juga menengarai gedung WTC New York tersebut tidak
mungkin akan runtuh sedemikian rapi tanpa merusak gedung-gedung di sekitarnya
sebagaimana dinyatakan oleh pemerintah Amerika Serikat, yaitu disebabkan oleh
tabrakan pesawat. Bila hanya oleh tabrakan pesawat, para ahli demolisi itu
menyimpulkan gedung-kembar WTC itu sebagian masih akan tersisa, meskipun mereka
mempercayai gedung-kembar berlantai 110 setinggi 415 meter itu telah didesain
dan dibangun oleh para arsitek Minoru Yamasaki, John Skilling, dan Leslie
Robertson sebagai bangunan tahan gempa, tahan tornado, dan diilhami novel Tom
Clancy yang mengisahkan hancurnya sebuah gedung pencakar langit karena ditabrak
oleh sebuah pesawat teroris, maka ketiga arsitek kondang itu mendesain
gedung-kembar WTC juga tahan tabrakan pesawat.
Menurut para ahli demolisi itu, cara runtuhnya dan habisnya gedung-kembar
WTC itu memperlihatkan ciri-ciri, apa yang mereka sebut 'controlled demolition'
dari dalam, oleh orang-orang yang paham benar tentang konstruksi bangunan WTC,
dengan memakai teknik yang digunakan untuk menghancurkan gedung-gedung tua
tanpa perlu membahayakan lingkungan di sekitarnya. Gedung Pentagon yang konon
disebut-sebut ditabrak pesawat Boeing 767 juga tidak memperlihatkan adanya
puing-puing pesawat, atau isi perut pesawat yang berserakan berupa
barang-barang penumpang dan sebagainya sebagaimana layaknya bila ada pesawat
yang jatuh. Pendek kata, semua itu dalam bahasa Amerika, cerita tentang ulah
teroris Arab.
Hal demikianlah yang membuat orang bertanya-tanya apakah kejadian teror
yang terjadi di dunia ini adalah murni dari pihak Al-Qaeda sendiri ataukah hanya
permainan politik yang dilakukan oleh Amerika untuk memperkuat kedudukanya di
Dunia ini. Namun entah siapa yang teah merancang skenario teror ini telah
berdampak kepada ketakutan yang dialami oleh seluruh umat manusia di dunia.
Termasuk juga aksi teror yang terjadi di Indonesia yang telah membunuh banyak
orang yang tak berdosa.
Perjalanan para teroris islam di Indonesia yang
dilakukan oleh para militan.
1999-2001
– Pertempuran berdarah antara umat Muslim dan umat Kristiani di daerah Timur
Indonesia yang menelan sampai 9,000 korban. Peristiwa ini menarik
prajurit-prajurit Al-Qaeda dari Timur Tengah dan Eropa dan menyebabkan
meningkatnya anggota Jemaah Islamiyah.
Oktober
2002 – Pemuka agama Abu Bakar Bashir, pimpinan Jemaah Islamiyah dan seorang
pendakwah yang berapi-api. Tak lama kemudian dia dibebaskan. Pada bulan yang
sama tiga bom meledak di Bali, menelan 202 korban jiwa yang sebagian besar
adalah turis, 88 diantaranya asal Australia. Menurut keterangan polisi serangan
ini didanai oleh Al-Qaeda.
Agustus
2003 – Bom bunuh diri meledak di lobby Hotel JW Marriott di Mega Kuningan,
Jakarta Selatan, menewaskan 12 orang dan melukai 150 korban lainnya. Semua
korban merupakan warga Negara Indonesia kecuali seorang pengusaha Belanda,
seorang warga Denmark, dan dua turis Cina. Hotel yang terasosiasi dengan
Kedutaan Besar Amerika Serikat tersebut ditutup selama 5 minggu.
September
2004 – Sebuah bom bunuh diri meledak di depan Kedutaan Besar Australia Jakarta
menewaskan 11 orang dan mengakibatkan 200 luka-luka. Ledakan berasal dari
sebuah mobil boks Daihatsu berisi bahan peledak seberat satu ton. Ledakan juga
melukai tiga diplomat Kedutaan Besar Yunani yang berada di lantai 12 dari
gedung dihadapannya serta kerusakan pada Kedutaan Besar RRC yang masih
berlokasi disekitar area ledakan pada saat itu. Getaran dari ledakan terasa
dalam radius 500 meter, menyebabkan pecahnya kaca-kaca jendela yang berakibat
pada banyaknya pegawai yang terluka. Yang termasuk dalam korban jiwa adalah
satpam kedubes Australia Anton Sujarwo, empat orang polisi Indonesia, dan warga
sipil lainnya diantaranya tukang kebun kedubes Suryadi, dua pegawai kedutaan,
seorang tamu bagian visa, dan seorang pejalan kaki yang secara naas berada
didekat ledakan. Kejadian ini merupakan serangan ketiga dengan sasaran warga
Australia, setelah bom Bali dan bom Marriott. Sebuah sms peringatan diterima
oleh aparat Indonesia 45 menit sebelum kejadian, yang mengancam akan terjadi
lebih banyak serangan jika pemimpin Jemaah Islamiyah, Abu Bakar Bashir, tidak
segera dibebaskan.
Oktober
2005 – Serangan bom bunuh diri menelan 20 korban jiwa di sebuah restoran di
Bali. Serangan tersebut terjadi di tiga tempat, satu di Raja Restaurant di
sebuah pertokoan di Kuta Town Square, dan dua lagi di sepanjang pantai Jimbaran
di dekat hotel Four Seasons. Polisi juga menemukan tiga bom lagi di seputaran
Jimbaran yang belum sempat meledak setelah pihak berwenang menonaktifkan
jaringan telepon seluler yang diduga digunakan para teroris untuk meledakkan
bom dari jauh. Peristiwa tersebut terjadi di hari dimana Indonesia memotong
subsidi BBM hingga menyebabkan kenaikan sebesar 675%, dan dua hari menjelang
Ramadan. Serangan tersebut direncanakan sedemikian rupa hingga bertepatan
dengan musim liburan Australia, dimana diperkirakan 7,500 warga Negara
Australia sedang berkunjung di Bali.
November
2005 – Ahli bom Azahari bin Husin terbunuh dalam sidak polisi di Jawa. Husin,
seorang insinyur dengan gelar PhD hasil studi di Australia, merupakan seorang
teroris Muslim asal Malaysia, yang dipercaya merupakan dalang dari bom Bali
2002 dan serangan teroris Jemaah Islamiyah lainnya. Diduga Husin terlibat
langsung dalam perencanaan dan juga pelaksanaan bom Marriott 2003, bom kedutaan
Australia 2004, serta bom Bali 2005. Buronan pimpinan militant Noordin M Top,
terlihat dalam rekaman video tak lama setelahnya dengan ancaman akan adanya
lebih banyak serangan. Husin terkait erat dengan mantan kepala operasional
Jemaah Islamiyah Riduan Isamuddin, yang lebih dikenal sebagai Hambali, yang
tertangkap di Thailand tahun 2003.
Juni
2007 – Aparat menahan pemimpin kelompok teroris Jemaah Islamiyah, seorang
militant yang terlatih di Afganistan bernama Abu Dujana alias Yusron Mahmudi,
bersama tujuh orang militant lainnya. Dujana merupakan salah satu anggota
penting dalam organisasi tersebut dan telah berada dalam tampuk pimpinan sejak
tahun 2000. Sepak terjang Dujana dimulai dari gerakan bawah tanah Darul Islam,
yang kemudian dikirim untuk melanjutkan studi di Pakistan pada tahun 1986,
dimana dia bergabung dengan mujahidin Afgan yang dipimpin oleh seorang warga
Negara Indonesia bernama Zulkarnaen. Disana dia menerima pelatihan dibidang
merakit bom dan menggunakan senjata api. Menurut pernyataan polisi, Dujana
terbukti memiliki hubungan erat dengan petinggi-petinggi Al-Qaeda.
November 2008 – Eksekusi tiga militant Islam
yang bertanggung jawab atas pemboman di Bali yang menewaskan 202 orang. Ketiga
militant tersebut adalah Amrozi bin H. Nurhasyim, Ali Ghufron alias Mukhlas,
dan Imam Samudera, yang ditahan atas tuduhan terlibat dalam serangan bom 12
Oktober 2002 di Bali yang juga menyebabkan 209 korban luka-luka. Indonesia
merupakan Negara yang damai, namun terorisme merupakan kejahatan yang ditindak
keras. Terbukti dari dijatuhkannya vonis hukuman mati pada 5 dari 107 tersangka
tindak terorisme sepanjang tahun 2008.
November
2008 – Eksekusi tiga militant Islam yang bertanggung jawab atas pemboman di
Bali yang menewaskan 202 orang. Ketiga militant tersebut adalah Amrozi bin H.
Nurhasyim, Ali Ghufron alias Mukhlas, dan Imam Samudera, yang ditahan atas
tuduhan terlibat dalam serangan bom 12 Oktober 2002 di Bali yang juga
menyebabkan 209 korban luka-luka. Indonesia merupakan Negara yang damai, namun
terorisme merupakan kejahatan yang ditindak keras. Terbukti dari dijatuhkannya
vonis hukuman mati pada 5 dari 107 tersangka tindak terorisme sepanjang tahun
2008.
Penanganan pengaruh jaringan terorisme internasional menjadi penting
karena :
1. Terorisme adalah ideologi yang berbahaya, dapat mempengaruhi pandangan
dan pola pikir masyarakat menjadi radikal.
2. Terorisme mengancam perdamaian dunia dan keselamatan manusia.
3. Dapat mengganggu kelancaran pembangunan bangsa Indonesia.
4. Pengaruh jaringan terorisme dapat mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia. diperlukan konsep yang tepat dalam mengatasi pengaruh paham
berbahaya tersebut, yaitu suatu konsep yang mampu menjangkau sudut pandang,
keyakinan dan pikiran manusia, karena terorisme adalah ideologi, yang
keberadaannya terletak dalam pikiran manusia.
Namun demikian dengan memperhatikan tidak efektifnya penanganan pada saat
ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi maka dapat ditentukan cara penanganan,
yang diharapkan mampu mengatasi ancaman terorisme secara efektif.
1. Operasi intelijen secara terpadu. Operasi intelijen digunakan untuk
melakukan kegiatan dalam rangka cegah dini, di titik beratkan untuk mengetahui
rencana aksi teror, sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan pencegahan guna
mengagalkan suatu aksi teror. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya korban
jiwa dan harta benda. Untuk ini peran intelijen harus diefektifkan
menggunakan konsep operasi yang dapat
memberikan keleluasaan bertindak, terkait dengan upaya mendeteksi
rencana teroris, terutama pada tahap penanaman paham/pengaruh terorisme, guna
memotong proses rekrutmen simpatisan. Dalam pelaksanaan tugasnya satuan
intelijen harus dapat menindak lanjuti setiap informasi yang diperoleh dan
harus dapat bekerja sama dengan satuan intelijen lain, guna membentuk suatu
sistem terpadu dan berkesinambungan, sehingga tidak akan memberikan ruang bagi
teroris untuk mengembangkan pengaruhnya.
2. Mengoptimalkan fungsi satuan teritorial. Dalam penanganan terorisme
yang menitikberatkan pada tindakan preventif, maka seluruh komponen bangsa
seyogyanya dilibatkan sesuai dengan fungsi dan perannya masing-masing. Dalam
menggerakkan komponen-komponen bangsa tersebut diperlukan suatu fungsi yang
mampu mendinamisasikan semua fungsi yang ada, agar berdaya guna dan berhasil
guna. Fungsi satuan teritorial yang diberdayakan dengan tepat akan dapat
memenuhi harapan tersebut.
3. Membuat landasan hukum bagi upaya penanganan terorisme. Mengupayakan
adanya undang-undang anti terorisme sebagai landasan bertindak bagi semua
komponen bangsa dalam mengatasi ancaman terorisme. Undang undang tersebut harus
memberikan kemungkinan bagi upaya pencegahan dan memberikan pedoman hukum bagi
tindakan aparat intelijen dalam melaksanakan fungsinya. Dalam kaitan dengan ini
pemerintah dan DPR harus memiliki niat dan kesungguhan untuk mememberikan
perlindungan kepada seluruh warga negara indonesia dari ancaman terorisme dan
untuk ini pemerintah dan DPR sebagai lembaga negara bertanggung jawab dalam
memberikan iklim yang kondusif bagi segala upaya yang berkaitan dengan
penanganan terorisme di tanah air.
4. Meredam faktor korelasi terhadap perkembangan paham terorisme.
Jaringan terorisme melakukan perekrutan simpatisan pendukung paham terorisme
dengan memanfaatkan faktor korelasi, antara lain pertentangan/konflik dalam
negeri, keadaan sosial ekonomi masyarakat, kebijakan pemerintah yang tidak
memuaskan rakyat, kekecewaan dan instabilitas dibidang ideologi. Oleh karena
itu, untuk mencegah perkembangan paham terorisme, maka faktor korelatif harus
dieliminir agar tidak dapat dimanfaatkan oleh teroris.
5. Mengembangkan faktor pendukung. Faktor pendukung yang dimaksud adalah
semua faktor yang dapat mendukung terselenggaranya upaya mengatasi pengaruh
paham terorisme. Faktor tersebut meliputi personel intelijen, peralatan
canggih, instansi pemerintah, lembaga akademik dan lembaga kemasyaraktan.
Dengan menggunakan teknologi dan kualitas sumber daya manusia yang memadai,
akan sangat membantu keberhasilan upaya mengatasi pengaruh terorisme.
C.
PENUTUP
Awal dari pergerakan terorisme di indonesia bermula dari keinginan untuk
meruntuhkan kekuasaan Amerika terhadap dunia, dan juga rasa peeduli terhadap
sesama kaum muslim yang saat ini dijajah oleh Amerika karena keinginan negara
ini untuk mendapatkan sumber daya minyak yang melimpah. Dan juga karena
pengaruh dari ideologi gerakan salafisme (wahabi) yang selalu mengalami
perkembangan berdasarkan perubahan kondisi sosio-politik dan perselingkuhanya
dengan derasnya arus globalisasi. Mereka yang selalu ingin memerangi semua
agama yang diluar islam. Dan awal dari tujuan aksi teror ini adalah
menghancurkan Amerika dan kroninya di negara barat, namun tujuan atau target
teroris Indonesia saat ini adalah kepala negara mungkin karena mereka ingin
membalas karena rekan-rekan mereka yang telah di eksekusi mati.
Aksi dari tindakan pengeboman ini pun mempunyai jeda waktu yang sangat
lama bisa mencapai tahunan. Namun sekarang ini jeda untuk melakukan aksi teror
hanya beberapa bulan saja, dan setelah tertangkapnya Noordin M.Top waktunya pun
kembali lama.
No comments:
Post a Comment